Bandung, 4 Juli 2025 — Mengawali tahun ajaran baru, Sekolah Tunas Unggul kembali menyelenggarakan kajian rutin bulanan sebagai bagian dari komitmen membangun pendidikan yang tidak hanya menekankan pencapaian akademik, tetapi juga penguatan nilai-nilai spiritual dan karakter. Pada sesi kali ini, tema yang diangkat adalah “Adab Pengajar & Pelajar dalam Kitab”, dengan pemateri Ustadz Asep Zaenudin Hafizhahullah, seorang pendidik dan pembina ruhani yang dikenal luas di kalangan pendidikan Islam.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi seluruh tenaga pendidik Tunas Unggul untuk melakukan refleksi mendalam tentang posisi mereka sebagai guru, bukan hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai teladan moral dan spiritual bagi siswa. Dalam pemaparannya, Ustadz Asep mengajak para peserta untuk merenungi kembali hakikat ilmu dan peran mulia seorang pendidik.
“Ilmu adalah cahaya yang diberikan oleh Allah. Maka, siapa yang mengajarkannya harus terlebih dahulu membersihkan dirinya agar layak menjadi pembawa cahaya itu,” ungkap beliau.
Lebih lanjut, Ustadz Asep menjelaskan beberapa prinsip utama adab seorang pengajar, yang meliputi:
- Menumbuhkan rasa muraqabah (merasa diawasi oleh Allah SWT) dalam setiap keadaan, baik dalam kesendirian maupun di hadapan orang lain.
- Menjaga kemuliaan ilmu, terutama ilmu syar’i, dengan tidak menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi.
- Menghidupkan sikap zuhud, yakni menjauhkan diri dari hal-hal duniawi yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.
- Menyucikan niat dalam mengajar, agar terbebas dari ambisi duniawi seperti popularitas atau keuntungan materi.
- Menghindari sumber penghasilan yang haram atau meragukan, karena keberkahan ilmu sangat bergantung pada kebersihan sumber hidup.
- Menegakkan syiar-syiar Islam secara konsisten, baik dalam bentuk simbolik maupun praktik nyata, di ruang publik maupun pribadi.
- Menjaga amalan sunnah, bukan hanya dalam lisan, tetapi juga dalam tindakan sehari-hari.
- Menampilkan akhlak yang mulia, serta menjauhi sifat-sifat tercela yang bisa merusak keteladanan.
- Terus memperbarui semangat untuk belajar dan mengembangkan diri, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap ilmu.
Kajian ini menjadi pengingat bahwa mendidik bukan sekadar profesi, tetapi ibadah dan amanah besar yang menuntut kesiapan ruhani, akhlak, dan ilmu yang mendalam.
Melalui program ini, Yayasan Tunas Unggul kembali menegaskan perannya sebagai lembaga yang menghadirkan pendidikan menyeluruh — yang tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi juga pada pembentukan manusia yang utuh: berilmu, berakhlak, dan berjiwa pemimpin. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam forum seperti ini diharapkan akan terus hidup dalam interaksi harian antara guru dan siswa, membentuk ekosistem pendidikan yang mencerahkan dan memberdayakan.
Sekolah Tunas Unggul
