Setiap anak memiliki cara belajar yang unik, dan perkembangan mereka sering kali ditandai dengan dinamika di kelas: ada yang sulit fokus, menolak instruksi, atau mudah frustrasi saat menghadapi perubahan. Menurut tim LSDC Early Years, perilaku ini bukanlah tanda ketidakmampuan, melainkan bagian dari proses adaptasi perkembangan.
Untuk memahami hal ini, para pendidik menggunakan konsep Piramida Belajar (Pyramid of Learning) yang dikembangkan oleh Kathleen H. Taylor dan Maryann Trott. Piramida ini menunjukkan bahwa kesiapan akademik dibangun dari fondasi dasar:
- Sensori & motorik: keseimbangan, kesadaran tubuh, sensitivitas terhadap sentuhan atau suara.
- Regulasi diri & emosi: belajar mengelola emosi, menunggu giliran, beradaptasi dengan lingkungan.
- Fungsi adaptif & sosial: bekerja sama, mengikuti instruksi, menyelesaikan tugas sederhana.
- Fungsi akademik & intelektual: membaca, menulis, berpikir kritis, hingga pemecahan masalah.
Melalui pemahaman ini, guru dan orang tua diajak untuk memperkuat fondasi anak: menenangkan tubuhnya, mendampingi emosinya, serta menghargai setiap kemajuan kecil. Sebab ketika fondasi kokoh, kemampuan belajar akademik akan berkembang secara alami.
Sekolah Tunas Unggul
