Dalam rangka memperkuat nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari Sekolah Tunas Unggul menyelenggarakan kajian spesial bertema “Makna Silaturahmi dan Ukhuwah dalam Membangun Komunitas yang Harmonis” pada hari Selasa, 8 April 2025. Kajian ini menghadirkan narasumber Ustadz Acep Taufik Ismail, seorang da’i dan pembina karakter yang dikenal dengan pendekatan dakwah yang menyentuh hati dan membumi.
Dalam ceramahnya, Ustadz Acep mengawali dengan sabda Rasulullah ﷺ:
Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan Kitabullah dan mempelajarinya, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka, dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk-Nya.” (HR Muslim)
Beliau menekankan bahwa makna silaturahmi bukan sekadar ritual sosial, melainkan bagian dari keimanan kepada Allah Swt. Kehilangan makna kebersamaan dalam kehidupan modern adalah kehilangan yang hakiki karena manusia tidak diciptakan untuk hidup sendiri.
Silaturahmi Merupakan Fondasi Spiritual dan Sosial. Ada 2 makna dalam kata silaturahmi. Silaturahim berarti menyambung hubungan kekeluargaan berdasarkan garis keturunan, sedangkan silaturahmi merujuk pada persaudaraan dalam ukhuwah Islamiyah dan persahabatan. Keduanya merupakan bagian penting dari ajaran Islam yang diperkuat melalui sabda Rasulullah ﷺ. Beliau bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung silaturahmi,” dan “Tidak masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi” (HR Bukhari-Muslim).
Silaturahmi mendatangkan, rahmat, rezeki, umur panjang and pahala besar. Bahkan, menurut Ustadz Acep, menyambung silaturahmi sejati adalah ketika kita menginisiasi hubungan yang sempat terputus, bukan sekadar membalas kebaikan dengan kebaikan.
Ukhuwah Islamiyah merupakan jiwa dari komunitas sekolah yang berfungsi sebagai pilar dalam membangun lingkungan belajar yang sehat dan mendidik. Ukhuwah bukan sekadar kedekatan emosional, tetapi kesatuan hati dalam akidah yang tercermin melalui sikap saling menolong, menasihati, dan berkorban, dengan tingkatan tertingginya adalah itsar—mendahulukan kepentingan saudara karena Allah. Dalam kajian bersama Ustadz Acep Taufik Ismail, dijelaskan bahwa memperkuat ukhuwah dapat dimulai dari hal-hal sederhana seperti menyatakan cinta karena Allah, mendoakan diam-diam, memberi hadiah, berjabat tangan dengan wajah ceria, hingga menolong dalam kesulitan dan menjaga hak-hak persaudaraan secara konsisten.
Beliau mengakhiri kajian dengan kutipan hadits Qudsi:
“Cinta-Ku wajib bagi orang yang saling mencintai karena Aku, saling memberi karena Aku, saling menasihati karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling bersilaturahmi karena Aku.”
Melalui kajian ini, Sekolah Tunas Unggul menegaskan komitmennya untuk tidak hanya unggul dalam aspek akademik, tapi juga dalam membentuk pribadi yang berakhlak, berjiwa sosial, dan tumbuh dalam kasih sayang sesama.
Semoga nilai-nilai ukhuwah dan silaturahmi ini terus tumbuh dalam hati setiap warga sekolah menjadikan kita bukan sekadar komunitas belajar, tapi keluarga besar yang diridhai oleh Allah Swt.